evakuasi terhadap Harimau Sumatera di Merangin
Sabtu, 16 Oktober 2021. Balai KSDA Jambi telah melakukan evakuasi terhadap Harimau Sumatera korban konflik di Desa Guguk, Desa Air Batu dan Desa Marus Jaya Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin pada tanggal 15 Oktober 2021. Sejak 25 September 2021 telah terjadi konflik antara manusia dan satwa liar Harimau sumatera yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 orang luka-luka.
Pada tanggal 25 September 2021 timbul korban pertama benama Alm. Rasidi (meninggal) 30 Tahun, Petani Warga Desa Guguk. Korban sedang beristirahat di sekitar Sungai Nilo bersama teman-temannya. Pukul 20.00 WIB saat korban sedang minum teh, tiba-tiba Harimau datang dan mengigit leher korban. Pukul 23.00 WIB baru dapat dilakukan evakuasi mayat korban setelah warga sekitar berhasil mengusir harimau. Aadapun lokasi kejadian berada di Hutan Produksi dan berbatasan langsung dengan Hutan Adat Guguk.
Pada tanggal 11 Oktober 2021, timbul korban kedua bernama Pami (luka-luka) 62 Tahun, Petani Warga Desa Marus Jaya. Ibu Pami sedang berada di kebun karet miliknya di Desa Marus Jaya yang berjarak 2 km dari lokasi alm. Rasidi diterkam harimau pada pukul 18.00 WIB yang menyerang Ibu Pami dan berhasil diselamatkan oleh sang suami setelah dilempari getah karet. (Korban masih selamat, tapi mengalami luka cakar dan gigitan dibagian lengan kiri dan bagian belakang tubuh).
Pada tanggal 13 Oktober 2021. Timbul korban ketiga bernama Abu Bakar (meninggal) 21 Tahun, Petani Warga Desa Air Batu. Korban sedang mencari signal internet di Bukit Semenit, Dusun Baru, Air Batu di samping kebun karet bersama temannya ( 4 orang, 3 orang temanya selamat), Pukul 17.00 WIB Harimau tiba-tiba menerkam dan menyeret tubuh korban. Teman-temannya berusaha meminta pertolongan warga hingga jasad korban berhasil di amankan dari harimau.
Langkah-langkah yang telah dilakukan :
1. Pada tanggal 26 s/d 29 September 2021 dan 9 s/d 12 Oktober 2021 Balai KSDA Jambi telah menurunkan tim yang dipimpin oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Bangko untuk melakukan verifikasi kejadian konflik satwa yang terjadi dan mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan di lapangan
2. Berkoordinasi dengan para pihak terkait (Polsek Sungai Manau, KPHP Merangin, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (Bidang Wilayah 1), Polres Merangin, Kodim Bangko, Mitra Konsevasi (Fauna and Flora International), Kepala Desa setempat, Media dan unsur masyarakat), untuk secara kolaboratif melakukan penanganan konflik
3. Melakukan Pengecekan lokasi kejadian
4. Melakukan sosialisasi kepada warga dan instansi terkait untuk tidak mendekati lokasi kejadian
5. Melakukan patroli bersama dengan masyarakat dan para pihak di lokasi kejadian dan sekitarnya
6. Melakukan pemasangan Camera Trap (6 unit) di lokasi kejadian di 3 desa untuk memantau pergerakan dan jumlah individu Harimau sumatera.
7. Memasang 3 unit perangkap harimau di sekitar lokasi kejadian di 3 desa
Pada tanggal 14 Oktober 2021 Balai KSDA Jambi menurunkan tim tambahan yang terdiri dari dokter hewan dan tim penyelamatan satwa. Pada tanggal 15 Oktober 2021 harimau sumatera telah masuk pada salah satu perangkap di Desa Air Batu. Tim BKSDA Jambi bersama dengan Kapolsek Sungai Manau yang turun langsung ke lokasi beserta jajaran, KPHP Merangin, Kodim Bangko, BBTNKS, FFI dan masyarakat secara bergotong-royong melakukan evakuasi harimau sumatera ke mobil rescue BKSDA Jambi untuk selanjutnya dibawa ke Tempat Penyelamatan Satwa Balai KSDA Jambi di Mendalo Kabupaten Muaro Jambi. Harimau saat ini masih dalam kondisi liar dan Balai KSDA Jambi akan melakukan rehabilitasi di Tempat Penyelamatan Satwa dengan tetap menjaga insting liarnya sehingga diharapkan dapat dikembalikan ke habitat alamiahnya nanti.