Berita

Breaking News:    Festival HKAN

Mitigasi Konflik Harimau Sumatera

Kerinci, 11 Juli 2022. Mendapat informasi dari masyarakat, diduga ada seekor Harimau Sumatera yang memasuki areal perladangan sehingga meresahkan masyarakat. Mendengar informasi tersebut, tim Satgas Mitigasi Konflik Balai KSDA Jambi kemudian melakukan verifikasi kebenaran informasi tersebut. Hasil verifikasi diketahui tim mendapatkan informasi bahwa harimau telah memangsa 7 (tujuh) ekor anjing penjaga kebun warga di Desa Renah Kayu Embun, Kecamatan Kumun Debai.
Untuk mencegah korban jiwa serta kerugian yang makin meluas, tim Satgas Mitigasi Konflik Balai KSDA Jambi berkolaborasi dengan Satgas Balai Besar TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat), KPH Kerinci, Polres Kerinci, Kodim 042 Kerinci, Camat Kumun Debai, Kades Renah Kayu Embun, lembaga adat, mitra konservasi ( FFI,MHS, PHS dan TPCU ) serta masyarakat sekitar. Dari keterangan masyarakat serta jejak yang ditemukan, harimau terdeteksi di beberapa dusun, yaitu di Dusun Renah Balai, Dusun Renah Betung dan Dusun Kebun Baru. Setelah melakukan diskusi serta koordinasi, petugas memutuskan untuk melakukan langkah-langkah penanganan konflik harimau dan manusia.
Adapun tindakan yang dilakukan yaitu pemasangan kamera trap yang berfungsi untuk memantau pergerakan harimau serta perangkap (Box trap) sebanyak 3 (tiga) unit yang tersebar di Dusun Renah Balai, Dusun Renah Betung dan Dusun Kebun Baru. Tidak hanya itu, tim juga melakukan sosialisasi dan himbauan kepada warga setempat serta berpatroli dan melakukan pemantauan hingga bermalam di sekitar lokasi kejadian.
Kepala Balai KSDA Jambi yang diwakili oleh Kepala SKW I BKSDA Jambi, H. Udin Ikhwanuddin, SP, ME saat dikonfirmasi mengatakan bahwa, “Guna menindaklanjuti dan mencegah terjadinya konflik harimau dan manusia, kami melakukan patroli rutin hingga bermalam disekitar lokasi kejadian. Tim juga berkolaborasi dengan Satgas Balai Besar TNKS, KPH Kerinci, Polres Kerinci, Kodim 042 Kerinci, Camat Kumun Debai, Kades Renah Kayu Embun, lembaga adat, mitra konservasi ( FFI,MHS, PHS dan TPCU ) serta masyarakat sekitar. Kami berharap harimau tersebut dapat kembali ke tengah kawasan TNKS atau jika tidak kembali dapat diamankan yang nantinya dilepasliarkan ke habitat sesuai"ujarnya