Berita

Breaking News:    Festival HKAN

PENGUATAN SISTEM KELEMBAGAAN

Jambi, 23 September 2021. Konflik antara manusia-gajah yang terjadi di Kabupaten Tebo merupakan yang merupakan akibat terjadinya fragmentasi habitat gajah dan satwa liar lain. Habitat satwa tersebut berada di luar kawasan konservasi, sehingga pola interaksi dan konflik yang terjadi menimbulkan adanya kerugian baik dari sisi manusia maupun gajah.
Untuk itu, Pemerintah Pusat (KLHK) dan Daerah dengan para pihak terkait berkolaborasi dalam menginisiasi pembentukan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) yang menjadi habitat Gajah di Bentang Alam Bukit Tiga Puluh. Pengelolaan KEE ini melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga masyarakat desa, swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berkolaborasi dalam pengelolaan area dimaksud dalam bentuk Forum Kolaborasi Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Hidupan Liar di Bentang Alam Bukit Tiga Puluh.
Pembentukan Forum Kolaborasi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) melalui Keputusan Gubernur Jambi Nomor 177/Kep.Gub/Dishut-3.3/2020 pada tanggal 19 Februari 2020, dimana mencapai kesepakatan bersama menjaga kelestarian habitat dan satwa liar di Bentang Alam Bukit Tigapuluh melalui pengelolaan KEE Koridor Hidupan Liar yang diketuai oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. Sebagai tindak lanjut hal tersebut, diadakan acara penguatan sistem dan kelembagaan pengelola data keanekaragaman hayati di KEE (23/09/2021). Bertempat di hotel Odua weston, BKSDA Jambi bekerjasama dengan Dinas Kehutanan memfasilitasi Forum KEE untuk memenuhi kebutuhan pengembangan system dan kelembagaan pengelolaan data dan informasi terintegrasi di Bentang Alam Bukit Tigapuluh.
“Dengan adanya penguatan sistem dan kelembagaan pengelola data kehati ini, diharapkan kedepan semua data akan terintergrasi secara efektif dan efisien pengelolaan di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Kabupaten Tebo.” Ujar Dony Osmond, selaku Kepala Bidang Perlindungan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.
alam acara penguatan sistem dan kelembagaan pengelola data kehati di KEE tersebut, harapan yang besar pun disampaikan oleh Kepala Balai KSDA Jambi, Bapak Rahmad Saleh., S.Hut., M,Si., “Dalam upaya penanggulangan tersebut harus memiliki strategi yang telah disusun sedemikian rupa sehingga efektif dalam pelaksanaannya dilapangan, hal ini lah yang mendukung pengelolaan berbasis resort atau dikenal dengan Resort Based Management (RBM) sehingga akan mempermudah pengelolaan yang saat ini sudah dilakukan oleh BKSDA Jambi yang menggunakan SMART-Patrol dan terkoneksi pada system informasi manajemen (SitRoom) BKSDA Jambi”menutup pernyataannya.